8 Februari 2020 - Topik yg dibahas pada kuliah terbuka ini yaitu "Lokasi IKN Baru, Keuntungan atau Kerugian Bagi Masyarakat Kalimantan" yang disampaikan langsung oleh Bapak Ahmad Ghozali, S.T., M.T. selaku dosen Perencanaan Wilayah dana Kota Institut Teknologi Kalimantan.
Sesi kuliah terbuka ini diadakan di Institut Teknologi Kalimantan pada tanggal 8 Februari 2020 dalam rangka kegiatan ITK Open House yang dihadiri oleh pelajar SMA yg ada di Kota Balikpapan bahkan hadir pula pelajar SMA dari Samboja yang ikut meramaikan sesi kuliah terbuka ini. Pada sesi kuliah terbuka ini terlihat para pelajar yangg hadir sangat antusias dalam menyimak materi yangg disampaikan terkait pemindahan IKN baru. Materi yang disampaikan diantaranya yaitu contoh-contoh negara di dunia yang pernah memindahkan ibu kotanya seperti Malaysia dari Kota Kuala Lumpur ke Putra Jaya, Myanmar dari Kota Yangoon ke Naypiydaw, dan ada Australia dari Kota Sydney ke Canberra. Selain itu juga materi yg disampaikan ialah alasan Kalimantan Timur dipilih sebagai IKN baru karena pada umumnya Kalimantan Timur mempunyai karakter yang berbeda dari daerah lain yg ada di Indonesia, karakter tersebut antara lain adalah lebih aman dari bencana, punya sisi ekonomi yang lebih tinggi, mempunyai lahan yang luas, dan masih banyak lagi lainnya. Materi lain yang juga disampaikan yaitu terkait alasan kenapa dipindahkannya ibu kota.
Selain memberikan materi-materi tersebut Bapak Achmad Ghozali, S.T., M.T. juga mengajak para pelajar yang hadir untuk berdiskusi mengenai topik pada sesi kuliah terbuka ini yaitu "Lokasi IKN baru, Keuntungan atau Kerugian Bagi Masyarakat Kalimantan" dimana pelajar yang hadir mampu memberikan pendapat dan jawabannya. Dalam sesi kuliah terbuka ini juga disampaikan pesan penting untuk para pelajar yang hadir, yaitu dalam pemindahan Ibu kota baru ke Kalimantan Timur harapannya para pelajar harus bisa berperan dalam ibu kota yang baru dengan menuntut ilmu untuk bisa mengejar cita-cita setinggi-tingginya. Dengan adanya ibu kota baru jangan hanya mau menjadi objek namun juga mampu menjadi subyek dalam kemajuan ibu kota baru. Anggap pemindahan ibu kota sebagai peluang dan tantangan yang harus dioptimalkan, harus optimis jangan pesimis karena kalau kita pesimis kita hanya akan menjadi penonton di ibu kota baru nantinya.